Kamis, 11 September 2008

Esensi Khilafat

Dalam Media Dakwah no. 249, Ramadhan 1415 H/Maret 1995, telah dimuat sebuah karangan serta berita dengan judul Khalifah, Suatu Keharusan. Di dalamnya disampaikan bahwa pada bulan Januari 1995 Yayasan Risalah Jakarta telah mengadakan seminar yang bertema Khilafah is the Answer.

Dalam seminar itu para ulama Islam telah menjelaskan bahwa sekarang orang-orang Muslim tidak memiliki ruh Islam, yang ada dan yang tampak hanyalah pengaruh budaya Barat. Dahulu pernah ada sebuah khilafat di Turki, tetapi kemudiaan pada tahun 1924 sistem khilafat itu tidak ada lagi, tertelan oleh dominasi system pemerintahan sekuler Turki.

Selanjutnya dijelaskan pula, sesuai Syariat Islam, sangat penting dan harus ada Khilafah dalam Islam. Sebagaimana Rasulullah saw bersabda:

“Seorang yang mati dan tidak baiat kepada saeorang Imam [yakni Khalifah], maka matinya adalah mati jahiliyah”. (Muslim & Miskat hal. 320).

Hadis ini disepakati oleh para sahabah dan terbukti bahwa sesudah Rasulullah saw, Abu Bakar ra, Umar ra, Usman ra, dan Ali ra berturut-turut telah diangkat sebagai khalifah.

Di dalam Lembaran Dakwah Hanif no. 014/tahun VII 14 Dzulqaidah 1415 H/14 April 1995, telah dimuat sebuah artikel yang isinya antara lain;

Umat Islam sekarang tidak mempunyai seorang pemimpin yang dapat memberi petunjuk kepada mereka. Padahal jumlah pemeluk agama Islam sangat banyak sekali dan tersebar luas di deluruh dunia. Dan di dalam Islam juga tidak ada bendera tertentu, dimana seluruh umat Islam dapat berkumpul dan bernaung di bawahnya. Kita tidak punya khalifah, yang dapat diikuti/ ditaati. Dan kita di tinggal bagaikan anak-anak yatim yang hina. Dan tidak punya seorang syeik Islam (pemimpin Islam), yang suaranya dapat diikuti serta ,menjadi contoh dan tauladan bagi umat manusia.

Sekarang berbagai kekuatan bangsa-bangsa dan golongan dunia sudah bersatu. Tetapi dunia Islam tidak ada kesatuan/ persatuan. Bahkan sebaliknya bertentangan satu sama lainnya. Dan pertentangannya hanya karena masalah ilmu fiqih dan ilmu kalam. Padahal mereka sama-sama beriman kepada Allah. Mereka sepakat beriman kepada Kitab Suci Alquran, dan beriman kepada Nabi Besar Muhammad saw, sebagai nabi dan rasul mereka.

Ketua MUI Banda Aceh, Prof. H. Ali Hasymy, dalam khutbah Jumah yang dimuat dalam harian Serambi Indonesia no. 2053/tahun 28, tanggal 11 Ramadhan 1415 H/ Sabtu 11 Februari 1995, pada halaman 5 kolom 6-7, mengatakan bahwa menurut Alquran jika orang-orang Islam adalah mukmin dan mengerjakan amal shaleh, mereka akan dijadikan khalifah-khalifah. Maksudnya, orang-orang Islam sekarang ini tidak mukmin, sebab menurut fahamnya sekarang ini tidak ada khalifah.

Hasrat serta keinginan yang telah dicetuskan dalam tiga buah artikel tersebut di atas sebenarnya telah dipenuhi dan diatur oleh Allah swt sendiri. Tetapi sayang sekali umat Islam tidak mengetahui apa yang telah diatur oleh Allah swt, atau barangkali mereka sengaja tidak taat pada firman Allah swt. Padahal lebih dari seribu tahun yang lalu Allah swt secara gamblang telah memberitahukan tentang adanya system khilafat tersebut. Rinciannya adalah sebagai berikut.

Sistem Khilafat

Di dalam Surah An Nur:55 Allah swt berfirman:

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh bahwa Dia pasti akan menjadikan Khalifah dari antara mereka di muka bumi, sebagaimana Dia teleh menjadikan khalifah bagi orang-orang sebelum mereka. Dan sesungguhnya Dia akan meneguhkan bagi mereka agama mereka yang telah diridhaiNya untuk mereka. Dan Dia benar-bear akan menukar [keadaan] mereka dari kondisi takut menjadi aman sentosa Mereka menyembahKu dan tidak mempersekutukan suatu apa pun denganKu. Dan barangsiapa yang ingkar sesudah itu, mereka itulah orang-orang yang fasik”. (An Nur:55)

Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as. Sebagai Khalifatullah.

Sesuai dengan ayat tersebut di atas, pada jaman sekarang ini hanya Hazrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. (1835 –1908) beserta jemaat beliau yang percaya bahwa dalam agama Islam system khilafat masih terus berjalan hingga kini. Pada jaman sekarang hanya Hazrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. yang mendakwahkan diri -sebagai Imam Mahdi dan Masih Mauud- telah memperoleh wahyu dari Allah Taala seperti tertera berikut ini sampai 13 kali banyaknya:

“Aku telah beriradah untuk menegakkan khalifahKu pada jaman ini, maka Aku ciptakan Adam” (Tadzkirah, Al Syirkatul Islamiyah, 1969, hal. 665)

Arti surah An Nur:55 tersebut adalah, agama Islam akan mendapat kekuatan dan kemenangan melalui para khalifah, dan pada jaman sekarang ini hanya Hazrat Mirza Ghulam Ahmad yang berdasarkan wahyu dari Allah Taala telah mengatakan bahwa Islam akan mendapat kemenangan di seluruh dunia melalui beliau serta murid-murid beliau dalam tempo tiga abad semenjak beliau diutus.

Oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa ayat tersebut hanya berlaku bagi Imam Mahdi, yakni Hazrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. serta murid-murid beliau yang mengaku bahwa khilafat masih terus berjalan dalam agama Islam.

Empat Era dalam Islam Hingga Hari Kiamat

Hadis Rasulullah saw berikut ini menguatkan keterangan tentang empat periode peri keadaan Islam:

“Hudzaifah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda:’Akan terjadi nubuwat sampai masa yang disukai Allah… Kemudian akan ada khilafat dalam nubuwwat sampai masa yang disukai Allah.. Kemudian akan berdiri kerajaan sampai waktu yang dikehendaki Allah..Kemudian akan ada khilafat dalam nubuwwah’. Kemudian beliau saw berdiam diri” (Musnad Ahmad Baihaqi, Misykat hal. 461)

Di dalam Misykat tersebut di bawah kalimat terakhir sabda beliau saw terdapat keterangan:
“Sudah jelas bahwa khilafat yang dimaksudkan di sini ialah [yang berlaku] di jaman [khilafat] Isa dan Imam Mahdi”

Menurut hadis tersebut ada empat era dalam perkembangan Islam. Dan era keempat adalah yang merupakan jaman Isa dan Mahdi, yang telah dibawakan oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as.

Tidak Boleh Ada Dua Khalifah dalam Satu Periode

“Abu Said meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda:’Apabila baiat kepada dua khalifah, maka bunuhlah salah satu dari antara keduanya’.” (Misyakat hal. 320)

Pada catatan pinggir hadis ini tertulis:
“Yang dimaksud dengan kata bunuh di sini adalah anggaplah batil dan tidak berlaku baiat kepada khalifah yang kedua dan jangan dihargai segala urusan dan perkaranya” (Misykat hal 320)

Setiap Muslim Wajib Taat pada Imam Jaman dan Khalifah

Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang tidak mengenal imam jamannya, maka matinya adalah mati jahiliyah” (Abu Daud, Kanzul Umal, Biharul Anwar, hal. 45)

Merujuk kepada hadis tersebut, di jaman ini hanya ada seorang yang mendakwahkan diri sebagai Imam Mahdi dan dilengkapi dengan tanda-tanda khusus dari Allah Taala, yakni Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as. Hal ini menunjukkan bahwa pada jaman ini khalifah hanyalah Hazrat Mirza ghulam Ahmad as. Oleh karena itu beriman kepada beliau adalah wajib hukumnya bagi setiap orang Muslim.

Segolongan Islam Selalu Berada di Atas Kebenaran

Rasulullah saw bersabda:
“Jabir ra.meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda:”Di antara umatku selalu ada satu golongan yan gakan mempertahankan kebenaran sampai hari kiamat” Beliau bersabda lagi:”Maka Isa Ibnu Maryam (Imam Mahdi) akan dating dan amir mereka berkata, ‘ Silahkan jadi imam kami’, maka beliau bersabda, ‘Tidak, sesungguhnya sebagian dari antara kamu adalah amir atas sebagian lainnya, sebab Allah taala memuliakan umat ini” (Muslim, Misykat hal. 480)

Kata tidak dalam hadis ini bukan berarti Imam Mahdi tidak mau menjadi imam.Maksudnya adalah banyak murid beliau yang merupakan orang-orang alim. Imam Mahdi –Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as.- selalu sibuk menulis buku-buku, karena itu beliau meminta orang lain yang memimpin shalat. Beliau sering menunjuk Hz.Maulvi Hakim Nuruddin ra dan HZ Maulvi Abdul Karim Sialkoti ra.menjadi imam dalam shalat, namun kadang-kadang beliau sendiri juga memimpin shalat sebagai imam.

Para Mujaddid/ Pembaharu dalam Islam

“Abu Hurairah ra. Meriwayatkan, Rasulullah saw beersabda:’Sesunggyhnya Allah Taala akan mengirimkan untuk umat ini pada permulaan setiap seratuis tahun seorang mujaddid (pembaharu) yang akan memperbaiki agamanya: (Abu Daud & Misykat hal. 36)

Sesuai dengan hadisin, berdasarkan petunjuk-petunjuk dari Allah Taala Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as. (Imam Mahdi & Masih Mauud) telah mendakwahkan diri sebagai mujaddid pada akhir abad ke 13 untuk ribuan terakhir masa dunia ini.

Berikut ini, berdasarkan hadis tersebut, dituliskan daftar nama-nama para mujaddid yang telah dating sesudah NabiMuhammad saw, yang tercantum dalam kitab Hijajul Kiramah hal. 135-139;
1.Abad pertama: Umar bin Abdul Aziz,
2. Abad kedua: Imam Syafii,
3. Abad ketiga: Abu Syarah / Abul Hasan Asysyari,
4. Abad keempat: Abu Ubaidullah Nisyapuri / Abu Bakar Balqani,
5. Abad kelima: Imam Gazali,
6. Abad keenam: Sayyid Abdul Qadir Jaelani,
7. Abad ketujuh: Imam Ibnu Taimiya / KhawajaMuinuddin Chsiti,
8. Abad kedelapan: Hafiz Ibnu Hajar Asqalani / Saleh bin Umar,
9. Abad kesembilan: Imam Suyuti,
10. Abad kesepuluh: Imam Muhammad Taher Gujrati,
11. Abad kesebelas: Mujaddid Alif Tsani Sarhindi,
12. Abad kedua belas: Syah Waliullah Muhaddas Dhelwi,
13. Abad ketiga belas: Sayid Ahmad Brelwi,
14. Abad keempat belas: Imam Mahdi & Masih Mauud

Pada permulaan abad keempat belas ini telah lahir Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as. – Imam Mahdi & masih Mauud – sebagai mujaddid. Dan tidak seorang pun yang telah mendakwakan diri sebagai mujaddid selain beliau as. pada era itu.

Perlu diketahui bahwa seorang mujaddid adalah orang yang selalu menjalin hubungan dengan Allah Taala. Dan ia menerima wahyu atau ilham dari Allah Taala. Orang seperti ini disebut alim robbani. Dan seorang alim robbani ialah orang yang berhak untuk itu, sesuai dengan petunjuk Rasulullah saw:

“Ulama dalam umatku sama seperti nabi-nabi Bani Israil”

Oleh karena itu seluruh mujaddid yang teleh datang di setiap abad lalu, walau tidak disebut nabi oleh Allah Taala, tetapi dalam pandanganNya mereka sederajat dengan para nabi Bani Israil. Maksudnya adalah, sesudah Rasulullah saw untaian nubuwwat tidak terputus, masih tetap berjalan dan terbuka.

Dalam hal ini memang tidak perlu diragukan lagi bahwa di kalangan umat Islam sendiri banyak timbul perpecahan, sehingga tidak jarang timbul perselisihan antar sesama. Akan tertapi hendaknya mereka jangan putus asa. Allah Taala telah berjanji sesuai dengan firmanNya dalamAlquran, surah An Nur:55;

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh bahwa Dia pasti akan menjadikan Khalifah dari antara mereka di muka bumi, sebagaimana Dia teleh menjadikan khalifah bagi orang-orang sebelum mereka.

Selanjutnya sesuai dengan hadis-hadis Musnad Ahmad maupun Misykat yang tertera di atas, Rasulullah saw telah menjelaskan kondisi umat Islam dalam 4 era:
1. Era Rasulullah saw sendiri,
2. Era Khilafah Rasyidah; Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali ra,
3. Era kerajaan-kerajaan Islam,
4. Era Nubuwat dan khilafat.

Kemudian berdasarkan hadis-hadis Rasulullah saw dalam Shahih Muslim dan Misykat terdapat sebuah golongan Islam yang selalu tegak di atas kebenaran dan selalu dapat meraih keunggulan serta kemenangan.

Dengan demikian, sesuai ayat suci Alquran dalam surah An Nur:56, Allah telah mengangkat Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as. Sebagai khalifah di akhir zaman ini. Khilafat beliau berlaku sampai hari kiamat. Dan setelah beliau wafat, para khalifah beliaulah -yang merupakan mujaddid- yang meneruskan. Tidak akan ada lagi mujaddid di luar khilafat beliau. Kedudukan khalifah adalah lebih tinggi dari pada mujaddid, sedangkan seorang khalifah dapat otomatis berperan sebagai mujaddid (pembaharu).

Nubuwatan Imam Mahdi tentang Khilafat Beliau hingga hari Kiamat

Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as. Menulis:

“Alhasil, Dia memperlihatkan dua macam kudrat. Pertama, dengan tangan para nabi diperlihatkanNya tangan kudratNya. Kedua, setelah kewafatan nabi- ketika kesulitan-kesulitan menghadang, sedang musuh tengah berusaha sekuat tenaga dan menyangka bahwa usaha ini gagal, dan mereka yakin bahwa sekarang Jemaat ini akan hancur, dan orang-orang dari kalangan Jemaat sendiri pun jadi merasa bimbang, mereka jadi putus harapan, malah beberapa yang sial menyimpang ke jalan murtad- dalam keadaan demikian barulah Allah Taala untuk kedua kali akan menunjukkan kudratNya yang amat kuat, dan Jemaat yang hampir roboh itu disambarNya kembali. Jadi orang yang sabar sampai akhir, mereka akan meyaksikan mukjizat Allah Taala ini. Sebagaimana telah terjadi semasa Abu Bakar Siddiq ra., ketika kewafatan Rasulullah saw yang dianggap bukan pada waktunya, dan banyak di antara orang-orang dusun yang bodoh balik menjadi murtad, dan para sahabat pun karenaterlampau sedihhampir-hampir seterti gila. Saat itulah Allah Taala menegakkan Abu Bakar Siddiq ra. Untuk sekali lagi memperlihatkan kudratNya kembali. Dan Dia telah memenuhi janji yang difirmankanNya, yakni:

“Dan sesungguhnya Dia akan meneguhkan bagi mereka agama mereka yang telah diridhaiNya untuk mereka. Dan Dia benar-benar akan menukar [keadaan] mereka dari kondisi takut menjadi aman”.


Yakni, akan Kami kuatkan lagi kaki mereka. Demikian pula peristiwadi masa Musa as, ketika Musa as. Wafat di perjalanan antara Mesir dan Kanaan., sebelum beliau dapat membawa Bani Israil ke tempat yang dituju menurut perjanjian. Kewafatan beliau menyebabkan suatu kesedihan yang luar biasa di kalangan bani israil. Seperti tertulis dalam Taurat, Bani Israil terus menerus menangis 40 hari lamanya karena kewafatn beliau yang tidak disngka-sangka dan perpisahan dengan Musa as. yang tiba-tiba itu. Begitu pula yang telah terjadi dengan dengan Isa as. Ketika beliau disalib, semua hawari terserai-berai, malah seorang di antaranya telah pula menjadi murtad.

“Oleh karena itu, wahai saudara-saudara! Karena sejak dahulu demikianlah sunatullah (adat kebiasaan Allah), bahwa Allah Taala akan memperlihatkan dua buah kudrat, supaya ditampakkan olehNya bagaimana menghapuskan dua kegirangan palsu yang dimiliki oleh para musuh, maka sekarang tidak mungkin Allah Taala akan meninggalkan sunnahNya yang sudah berlaku sejak dahulu itu. Oleh karenanya jangalah kalian bersedih hati karena uraianku yang aku terangkan di hadapan kalian ini. Janganlah hendaknya hati kalian menjadi duka,karena kalian perlu menyaksikan Kudrat Kedua. Kedatangannya kepada kalian adalah lebih baik, sebab ia permanen dan sampai hari Kiamat untaiannya tidak terputus. Kudrat Kedua ini tidak dapat dating sebelum aku pergi. Akan tetapi bila aku pergi, maka Tuhan akan mengirimkan Kudrat Kedua itu kepada kalian, yang akan tinggal bersama kalian selama-lamanya, sebagaimana janji Allah Taala dalam Barahin Ahmadiyah. Janji itu bukan untuk diriku,melainkan suatu janji untuk kalian. Seperti firman Allah: “Aku akan memberi kepad Jemaat ini –yang merupakan para pengikut engkau- kemenangan di atas golongan-golongan lain hingga Kiamat” (Alwasiyat: 12-15; Rohani Khazain,edisi 1984, jilid 20, hal. 304-306)

Era Nubuwat dan Khilafat di Akhir Zaman

Sesuai dengan hadis-hadis Musnad Ahmad, Baihaqi dan Misykat, Rasulullah saw telah membagi kondisi umat beliau dalam empat era. Dan era keempat dikatakan di dalamnya terdapat nubuwat dan khilafah. Janji tersebut telah sempurna dengan kedatangan Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as. Di dalam Alquran Allah Taala berfirman:

وَآخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Dan [Dia akan membangkitkanRasulullah saw] di kalangan kaum lain yang belum pernah berhubungan dengan mereka" [Al Jumuah:4]

Di dalam Shahih Buhari jilid 3 hal. 135 tercatat tafsir ayat tersebut di atas. Disana dijelaskan bahwa yang dimaksud adalah kaum Salman Al Farsi as. Yakni yang akan mengambil kembali iman dari bintang Tsurayya tatkala iman telah lenyap dari muka bumi ini.

Sebagai bukti nyata berdasrkan keterangan hadis Buhari tersebujt di atas, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as. adalah berasal dari keturunan Farsi. Dan beberapa perempuan keturunan Fatimah ra (putrid Rasulullah saw) kawin dengan beberapa nenek moyang Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as., oleh karena itu beliau pun merupakan keturunan dari Fatimah ra juga. Bahkan istri kedua beliau, Hazrat Nusrat Jahan ra, juga merupakan keturunan Fatimah ra.

Kemudian di dalam Alquran surah Asy Syaf:5-9 tertera kabar kedatangan seorang nabi sesudah Nabi Muhammad saw.

وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُم مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِن بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ ۖ فَلَمَّا جَاءَهُم بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَٰذَا سِحْرٌ مُّبِينٌ

Hal itu pun telah sempurna dengan kedatangan Hazrat Mirza Gulam Ahmad as. Tanda-tanda keadatangan beliau pun tersebut di dalam surah Al Qiyamah:8-9

وَخَسَفَ الْقَمَرُ
وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ
dan hadis Daru Qutni hal 188. Dengan demikian Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as. berpangkat Masih Mauud dan Imam Mahdi, seperti yang dibenarkan juga oleh hadis-hadis lainnya.

Kesimpulan

Sesuai dengan keterangan Alquran Karim dan hadis-hadis, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as. adalah Masih Mauud, Imam Mahdi dan Khalifah. Dan Khilafat beliau akan berlaku sampai hari kiamat. Dengan perantaraannyalah umat Islam serta umat lainnya akan memperoleh perbaikan, dan agama Islam akan meraih kemenangan di seluruh dunia.

Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as lahir pada tahun 1835. Beliau wafat pada tahun 1908. Dan pada tahun 1908 itu Hazrat Al-Hajj Hafiz Hakim Nuruddin ra. Telah diangkat sebagai Khlifah Masih Awal. Setelah beliau wafat, pada tahun 1914 Hazrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad ra telah menjadi Khalifatul Masih Tsani. Kemudian setelah itu, pada tahun 1965 Hazrat Mirza Nasir Ahmad ra. telah menjadi Khalifatul Masih Tsalist. Setelah kewafatan beliau pada tahun 1982, Hazrat Mirza Tahir Ahmad ra telah diangkat sebagai Khalifatul Masih Rabbi. Dan pada tahun 2002, setelah beliau wafat, Hazrat Mirza Masroor Ahmad aba diangkat sebagai Khalifatul Masih Khamis sampai sekarang.

Jemaat Masih Mauud Khalifatullah telah tersebar luas di 189 negara di dunia. Dan mereka siang malam terus berusaha untuk mencapai kemajuan serta kemenangan bagi Islam. Semenjak khalifah Hazrat Mirza Tahir Ahmad ra telah dicanangkan program penerjemahan Alquran ke dalam 100 bahasa. Dan saat ini pencapaiannya telah melebihi separonya. Demikian juga telah selesai diterjemahkan kumpulan hadis-hadis pilihan ke dalam lebih dari 100 bahasa di dunia. Dan terjemahan kutipan-kutipan penting dari sbda-sabda Hazrat Masih mauud as pun diterjemahkan kedalam 100 bahasa.

Selain itu Hazrat Mirza Tahir Ahmad aba, Khalifatul Masih rabbi, telah berhasil mendirikan Muslim Television Ahmadiyya (MTA) yang sekarang tengah gencar-gencarnya mengumandangkan ajaran Islam sejati ke seluruh peloksok dunia sebagai usaha untuk memperbaiki dunia serta untuk meraih kemajuan dan kemenangan Islam di seluruh dunia.

Sesuai dengan Alquran Majid dan Hadis, sekarang Khilafat Hazrat Masih Mauud/Imam Mahdi as telah berdiri dan berjalan hingga hari kiamat. Dan dengan perantaraannya Islam akan maju dan memperoleh kemenangan. Sekarang golongan Islam lainnya tidak dapat mendirikan Khilafat dan tidak dapat membuat seorang menjadi khalifah.

Oleh karena itu, kaum Muslimin yang benar-benar mencintai Alquran dan Hadis Rasulullah saw, dan menghendaki agar Allah Taala serta RasulNya meridhai mereka, dan juga menghendaki agar Islam memperoleh kemajuan serta kemenangan di seluruh dunia, maka wajib bagi mereka berkumpul di bawah naungan bendera Khilafat Hazrat Masih Mauud as yang pada hakikatnya merupakan khilafat dari Junjunan Yang Mulia Nabi Besar Muhammad saw juga adanya. Dan ini memang merupakan kehendak Allah Taala dan RasulNya. Alangkah baikn dan mesranya kaum Muslimin agar kiranya mengambil pengertian dari Alquran dan Hadis.

Semoga Allah Taala memberikan hidayah serta nur yang sempurna kepada para penelaah. Dan semoga pula terpelihara dari segala jalan kesesatan serta kehancuran. Semoga Allah Taala meridhai kita semua. Amin.

[retyping dari tulisan Tuan Mahmud Ahmad Cheema, Sy]