Kamis, 11 September 2008

Esensi Khilafat

Dalam Media Dakwah no. 249, Ramadhan 1415 H/Maret 1995, telah dimuat sebuah karangan serta berita dengan judul Khalifah, Suatu Keharusan. Di dalamnya disampaikan bahwa pada bulan Januari 1995 Yayasan Risalah Jakarta telah mengadakan seminar yang bertema Khilafah is the Answer.

Dalam seminar itu para ulama Islam telah menjelaskan bahwa sekarang orang-orang Muslim tidak memiliki ruh Islam, yang ada dan yang tampak hanyalah pengaruh budaya Barat. Dahulu pernah ada sebuah khilafat di Turki, tetapi kemudiaan pada tahun 1924 sistem khilafat itu tidak ada lagi, tertelan oleh dominasi system pemerintahan sekuler Turki.

Selanjutnya dijelaskan pula, sesuai Syariat Islam, sangat penting dan harus ada Khilafah dalam Islam. Sebagaimana Rasulullah saw bersabda:

“Seorang yang mati dan tidak baiat kepada saeorang Imam [yakni Khalifah], maka matinya adalah mati jahiliyah”. (Muslim & Miskat hal. 320).

Hadis ini disepakati oleh para sahabah dan terbukti bahwa sesudah Rasulullah saw, Abu Bakar ra, Umar ra, Usman ra, dan Ali ra berturut-turut telah diangkat sebagai khalifah.

Di dalam Lembaran Dakwah Hanif no. 014/tahun VII 14 Dzulqaidah 1415 H/14 April 1995, telah dimuat sebuah artikel yang isinya antara lain;

Umat Islam sekarang tidak mempunyai seorang pemimpin yang dapat memberi petunjuk kepada mereka. Padahal jumlah pemeluk agama Islam sangat banyak sekali dan tersebar luas di deluruh dunia. Dan di dalam Islam juga tidak ada bendera tertentu, dimana seluruh umat Islam dapat berkumpul dan bernaung di bawahnya. Kita tidak punya khalifah, yang dapat diikuti/ ditaati. Dan kita di tinggal bagaikan anak-anak yatim yang hina. Dan tidak punya seorang syeik Islam (pemimpin Islam), yang suaranya dapat diikuti serta ,menjadi contoh dan tauladan bagi umat manusia.

Sekarang berbagai kekuatan bangsa-bangsa dan golongan dunia sudah bersatu. Tetapi dunia Islam tidak ada kesatuan/ persatuan. Bahkan sebaliknya bertentangan satu sama lainnya. Dan pertentangannya hanya karena masalah ilmu fiqih dan ilmu kalam. Padahal mereka sama-sama beriman kepada Allah. Mereka sepakat beriman kepada Kitab Suci Alquran, dan beriman kepada Nabi Besar Muhammad saw, sebagai nabi dan rasul mereka.

Ketua MUI Banda Aceh, Prof. H. Ali Hasymy, dalam khutbah Jumah yang dimuat dalam harian Serambi Indonesia no. 2053/tahun 28, tanggal 11 Ramadhan 1415 H/ Sabtu 11 Februari 1995, pada halaman 5 kolom 6-7, mengatakan bahwa menurut Alquran jika orang-orang Islam adalah mukmin dan mengerjakan amal shaleh, mereka akan dijadikan khalifah-khalifah. Maksudnya, orang-orang Islam sekarang ini tidak mukmin, sebab menurut fahamnya sekarang ini tidak ada khalifah.

Hasrat serta keinginan yang telah dicetuskan dalam tiga buah artikel tersebut di atas sebenarnya telah dipenuhi dan diatur oleh Allah swt sendiri. Tetapi sayang sekali umat Islam tidak mengetahui apa yang telah diatur oleh Allah swt, atau barangkali mereka sengaja tidak taat pada firman Allah swt. Padahal lebih dari seribu tahun yang lalu Allah swt secara gamblang telah memberitahukan tentang adanya system khilafat tersebut. Rinciannya adalah sebagai berikut.