Kamis, 11 September 2008

Nubuwatan Imam Mahdi tentang Khilafat Beliau hingga hari Kiamat

Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as. Menulis:

“Alhasil, Dia memperlihatkan dua macam kudrat. Pertama, dengan tangan para nabi diperlihatkanNya tangan kudratNya. Kedua, setelah kewafatan nabi- ketika kesulitan-kesulitan menghadang, sedang musuh tengah berusaha sekuat tenaga dan menyangka bahwa usaha ini gagal, dan mereka yakin bahwa sekarang Jemaat ini akan hancur, dan orang-orang dari kalangan Jemaat sendiri pun jadi merasa bimbang, mereka jadi putus harapan, malah beberapa yang sial menyimpang ke jalan murtad- dalam keadaan demikian barulah Allah Taala untuk kedua kali akan menunjukkan kudratNya yang amat kuat, dan Jemaat yang hampir roboh itu disambarNya kembali. Jadi orang yang sabar sampai akhir, mereka akan meyaksikan mukjizat Allah Taala ini. Sebagaimana telah terjadi semasa Abu Bakar Siddiq ra., ketika kewafatan Rasulullah saw yang dianggap bukan pada waktunya, dan banyak di antara orang-orang dusun yang bodoh balik menjadi murtad, dan para sahabat pun karenaterlampau sedihhampir-hampir seterti gila. Saat itulah Allah Taala menegakkan Abu Bakar Siddiq ra. Untuk sekali lagi memperlihatkan kudratNya kembali. Dan Dia telah memenuhi janji yang difirmankanNya, yakni:

“Dan sesungguhnya Dia akan meneguhkan bagi mereka agama mereka yang telah diridhaiNya untuk mereka. Dan Dia benar-benar akan menukar [keadaan] mereka dari kondisi takut menjadi aman”.


Yakni, akan Kami kuatkan lagi kaki mereka. Demikian pula peristiwadi masa Musa as, ketika Musa as. Wafat di perjalanan antara Mesir dan Kanaan., sebelum beliau dapat membawa Bani Israil ke tempat yang dituju menurut perjanjian. Kewafatan beliau menyebabkan suatu kesedihan yang luar biasa di kalangan bani israil. Seperti tertulis dalam Taurat, Bani Israil terus menerus menangis 40 hari lamanya karena kewafatn beliau yang tidak disngka-sangka dan perpisahan dengan Musa as. yang tiba-tiba itu. Begitu pula yang telah terjadi dengan dengan Isa as. Ketika beliau disalib, semua hawari terserai-berai, malah seorang di antaranya telah pula menjadi murtad.

“Oleh karena itu, wahai saudara-saudara! Karena sejak dahulu demikianlah sunatullah (adat kebiasaan Allah), bahwa Allah Taala akan memperlihatkan dua buah kudrat, supaya ditampakkan olehNya bagaimana menghapuskan dua kegirangan palsu yang dimiliki oleh para musuh, maka sekarang tidak mungkin Allah Taala akan meninggalkan sunnahNya yang sudah berlaku sejak dahulu itu. Oleh karenanya jangalah kalian bersedih hati karena uraianku yang aku terangkan di hadapan kalian ini. Janganlah hendaknya hati kalian menjadi duka,karena kalian perlu menyaksikan Kudrat Kedua. Kedatangannya kepada kalian adalah lebih baik, sebab ia permanen dan sampai hari Kiamat untaiannya tidak terputus. Kudrat Kedua ini tidak dapat dating sebelum aku pergi. Akan tetapi bila aku pergi, maka Tuhan akan mengirimkan Kudrat Kedua itu kepada kalian, yang akan tinggal bersama kalian selama-lamanya, sebagaimana janji Allah Taala dalam Barahin Ahmadiyah. Janji itu bukan untuk diriku,melainkan suatu janji untuk kalian. Seperti firman Allah: “Aku akan memberi kepad Jemaat ini –yang merupakan para pengikut engkau- kemenangan di atas golongan-golongan lain hingga Kiamat” (Alwasiyat: 12-15; Rohani Khazain,edisi 1984, jilid 20, hal. 304-306)